Perjanjian Penggunaan Mesin Edc (Electronic Data Capture) Dalam Transaksi Jual Beli Di Indonesia

Pertumbuhan teknologi informasi yang semakin cepat berpengaruh terhadap perkembangan pelayanan jasa-jasa perbankan sehingga muncul pengembangan pelayanan bank yang mengandalkan teknologi informasi salah satu contohnya adalah munculnya Electronic Data Capture (EDC) dimana hal ini merupakan produk lanjutan bank yang bertujuan untuk memudahkan nasabah melakukan pembayaran dengan hanya menggunakan kartu. EDC merupakan kepanjangan dari Electronic Data Capture adalah sebuah alat penerima pembayaran yang dapat menghubungkan antar rekening bank. Mesin EDC atau Electronic Data Capture memiliki cara kerja yang mirip dengan mesin ATM yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran. Penggunaan mesin EDC (Electronic data Capture) pada dasarnya merupakan suatu bentuk perjanjian antara pihak penyedia mesin dalam hal ini adalah Bank dengan pelaku usaha.Pembayaran pada umumnya diperlukannya perjanjian yang didalamnya mengandung sebuah persetujuan karena terdapat pihak-pihak yang setuju untuk melakukan sebuah akibat hukum. Perjanjian kerjasama antara bank dengan pelaku usaha merupakan suatu bentuk perjanjian baku, dalam perjanjian ini pihak Bank merupakan pihak yang menentukan persyaratan dituangkan dalam bentuk formulir dan pihak pelaku usaha tinggal menyetujui dan menandatangani perjanjian ini. Dalam pelaksanaanya terdapat penyalahgunaan yang dilakukan oleh pelaku usaha sebagai contoh ada salah satu pelaku usaha yang melakukan penarikan tunai yang dilakukan melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) padahal hal itu dilarang karena fungsi Electronic Data Capture (EDC) ialah untuk transaksi pembayaran. Hal tersebut dilarang karena dapat merugikan pihak bank selaku penyedia mesin Electronic Data Capture (EDC).