Perlakuan Akuntansi Terhadap Atlet Sepak Bola Sebagai Aset Klub Studi Kasus Pada Klub Sepak Bola Kresna Fc Surabaya

Industri sepakbola merupakan salah satu industri yang sedang berkembang terutama di negara Eropa. Sepakbola bukan hanya sekedar permainan olahraga namun bisa menjadi industri yang menguntungkan. Hal tersebut tak lepas dari peran atlet sepakbola yang berkualitas yang dapat membesarkan nama klubnya, sehingga layak jika para atlet sepakbola dijadikan aset oleh klub. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan atlet sepakbola sebagai aset dan untuk mengetahui perlakuan akuntansi berdasarkan definisi, karakteristik, pengakuan, pengukuran dan penghentian pengakuan yang diterapkan oleh klub Kresna FC. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data kualitatif berasal dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dari observasi lapangan, wawancara dengan klub dan studi literatur. Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif dimana peneliti melakukan identifikasi, wawancara, analisis, dan membandingkan perlakuan akuntansi klub Kresna FC dengan teori yang berlaku kemudian melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengakuan atlet sepakbola sebagai aset klub dapat dipenuhi berdasarkan definisi dan karakteristik aset tak berwujud menurut PSAK No.19. Sehingga atlet sepakbola layak diklasifikasikan sebagai aset. Namun perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh klub Kresna FC secara umum belum sesuai dengan PSAK No.19. Dalam pengakuan atlet, biaya perolehan tidak dapat diukur secara andal. Pengukuran dan amortisasi tidak dapat terpenuhi, klub tidak melakukan penghitungan mengenai pengukuran atlet sebagai aset. Kemudian penghentian pengakuan dan pelepasan atlet dapat terpenuhi, atlet tidak lagi diakui sebagai aset ketika dikembalikan ke klub asalnya.